seseorang telah menemui dirinya di malam sunyi
dan dia bertanya,
apakah yang lebih sedih dari menahan sakit sendiri?
apa yang lebih sedih ialah menghitung sakit dan membiarkan kenangan melukai hati,
merintih ia di bahu sendiri,
tanpa pernah megangkat muka pada harap,
kota-kota kenangan lebih dulu mengajar ia tentang sepi dan hidup sendiri,
sejak hari itu, dia sekadar menghidupkan kenangan.
harapan cuma alasan untuk hidup satu hari lebih dari semalam,
mungkin maut adalah impian yang paling dinanti?
hingga makamnya sudah tersedia lebih awal.
1 comment:
Meski kematian yang paling kita nanti tapi bila saatnya tiba kematian takkan mungkin kita rai.
Post a Comment